Dalam menumbuhkan lifeskill dan kemandirian ekonomi generasi muda gen-z di Kota Tanjung Balai, tim program kemitraan masyarakat (PKM) Universitas Negeri Medan melakukan pembinaan melalui program lifeskill bootcamp dengan memanfaatkan pelepah pohon nipah menjadi kerajinan tangan. Pembinaan ini dilakukan pada tanggal 17-18 Mei 2023 di Aula SMK Negeri 5 Kota Tanjung Balai.
Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini terdiri dari Dra. Rosdiana, M.Pd sebagai ketua, serta Mahfuzi Irwan, S.Pd, M.Pd., Drs. Anam Ibrahim, M.Pd., dan Muhammad Takwin Machmud, S.Pd, M.Pd sebagai anggota.
Dalam pembukaan acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh hadirin. Kegiatan ini disambut baik oleh seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Walikota Tanjung Balai H. Waris Tholib, S.Ag, M.M beserta staff, tim program kemitraan masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Dra. Rosdiana, M.Pd., kepala sekolah SMK Negeri 5 Tanjung Balai Maya Wardani, S.Pd., Komunitas Pembinaan Generasi Muda (KOPEMDA) Kota Tanjung Balai yang diketuai oleh Aulia Rachman Hasibuan, S.Pd dan puluhan peserta generasi muda yang terlibat. Kegiatan ini resmi dibuka oleh Walikota Tanjung Balai.
Dalam pembukaannya, Dra. Rosdiana, M.Pd selaku ketua PKM menyampaikan “dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para generasi muda gen-z dapat memiliki life skill yang berdampak pada kehidupannya dengan memanfaatkan pelepah nipah yang tersebar di sekitar lingkungannya dengan harapan nantinya nilai jual kerajinan berbahan dasar pelepah nipah ini bukan hanya terjual didalam negeri melainkan juga sampai ke luar negeri sehingga Tanjung Balai dapat dikenal hingga ke pasar Internasional,” ujar Dra. Rosdiana, M.Pd.
Menanggapi dengan positif terhadap yang disampaikan oleh Dra. Rosdiana, M.Pd, Walikota Tanjung Balai mengucapkan terimakasih atas program yang dilakukan dengan tersirat secercah harapan kepada pemuda Tanjung Balai untuk dapat berkontribusi penuh kepada Negeri, karena ditangan pemuda lah digantungkan sebuah harapan.
Hal ini didukung penuh oleh Komunitas Pembinaan Generasi Muda (KOPEMDA) Kota Tanjung Balai, “melalui program ini, komunitas pembinaan generasi muda sangat terbantu untuk mewujudkan tujuan dari KOPEMDA sendiri agar dapat mengembangkan kemampuan para generasi muda terkhusus di Kota Tanjung Balai yang mendukung salah satu progja Walikota”, ujar Aulia Rachman selaku ketua KOPEMDA.
Kegiatan ini direalisasikan dengan pembekalan materi oleh 3 narasumber yang dilakukan didalam Aula, yang kemudian dilanjut dengan pengaplikasian secara langsung dengan bimbingan instruktur terhadap pembuatan kerajinan tangan yang beragam bentuknya dengan memanfaatkan pelepah nilah yang di arena bootcamp yang sudah disediakan berbasis outdoor di lapangan SMK Negeri 5 Tanjung Balai dengan tujuan agar lebih mempermudah dalam pengerjaan.
Diharapkan dengan adanya pembinaan generasi muda gen-z melalui program life skill bootcamp dengan pemanfaatan pelepah pohon nipah dapat menumbuhkan life skill dan kemandirian ekonomi pemuda di Kota Tanjung Balai.
Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNIMED lakukan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pemanfaatan keong sebagai bahan dasar pupuk organik sehingga dapat membantu para petani untuk mengendalikan hama pertanian dan membantu juga untuk menekan biaya pupuk dalam membasmi hama keong produksi pakan yang dilaksanakan di Balas Desa Dusun 7 Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Minggu, (30/4).
Pemberdayaan masyarakat dengan mengolah keong menjadi pupuk organik ini diketuai oleh Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UNIMED yaitu Lawrence Nathanael Sipahutar dengan anggota Berlian Saokatri Nababan, Cristina Asvera Saragih, Eiraen Jane Gultom, Mikael Togatorop, Muthiah Shadiqah Koto, Novita Lastaruli Sinaga, Rahmat Farras Fawwazi, Romiana Sibarani, Rouli Zebua, Sonya Siburian yang didampingi oleh Ibu Friska Indria Nora Harahap S.Pd., M.Pd sebagai Dosen Pengampu.
Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1) Persiapan dan sosialisasi, 2) Pemaparan materi tentang keong sebagai pupuk organik, 3) Pelatihan pembuatan keong mas menjadi pupuk organik, 4) Review terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan serta menarik kesimpulan. Dengan diberikannya pengetahuan dan pemahaman dalam mengolah keong menjadi pupuk organik akan menjadi bekal bagi masyarakat untuk membuat keong sebagai bahan pupuk organik. Pengembangan lebih lanjut dengan mendapatkan komposisi terbaik dari penggunaan keong sebagai pupuk organik akan membuat FIP Unimed khususnya jurusan Pendidikan Masyarakat dapat membuat pupuk organik berbahan dasar keong. Pupuk organik siap pakai tersebut dapat dipasarkan kepada masyarakat, sehingga juga akan menjadi bekal untuk berwirausaha bagi masyarakat. Dari pengolahan keong menjadi pupuk organik siap pakai akan memberikan income generate bagi FIP unimed khususnya Jurusan Pendidikan Masyarakat.
Pada bagian akhir acara, Ketua Dewan Stasi yaitu Bapak Sitanggang mengatakan bahwa “Semoga dengan adanya pemberdayaan pembuatan pupuk dari keong ini bisa memberdayakan masyarakat yang ada di Percut Dusun 7. Pemberdayaan ini membuktikan bahwa mahasiswa pendidikan masyarakat sangat memiliki peran penting di kalangan masyarakat” ungkapnya.
Dengan demikian diharapkan dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini dapat berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang berpotensi melihat sumber daya dirinya dan sekitarnya.
Mahasiswa pendidikan masyarakat melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dengan mengolah tanaman daun pucuk merah menjadi teh herbal di Desa Bakaran Batu pada 10 April 2023. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pemberdayaan ini adalah untuk memberikan pemahaman serta penguatan kepada masyarakat setempat agar memiliki kesadaran dan bisa memanfaatkan sebaik mungkin potensi alam yang ada di lingkungan sekitar.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan dengan melibatkan anggota masyarakat, khususnya ibu-ibu Posyandu di Dusun V Desa Bakaran Batu. Kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan pengolahan pucuk merah menjadi teh herbal, sampai dengan tahap packing produk. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan dikategorikan cukup tinggi. Ibu-ibu posyandu yang menjadi peserta pelatihan terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti setiap tahap kegiatan. Mereka juga berpartisipasi dalam proses pengolahan dan turut berperan dalam mencoba bagaimana rasa dari teh herbal tersebut.
Dampak positif yang telah dicapai melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanaman pucuk merah menjadi teh herbal di Desa Bakaran Batu, antara lain: Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat: Melalui pelatihan yang diberikan, ibu-ibu posyandu di Desa Bakaran Batu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengeolahan tanaman pucuk merah menjadi teh herbal. Mereka mampu memahami membuat teh herbal dari tanaman pucuk merah dengan langkah-langkah yang telah disampaikan.
Sebelum adanya kegiatan pemberdayaan, tanaman pucuk merah hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, setelah melalui pelatihan dan pengolahan menjadi teh herbal, terjadi diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah. Hal ini memberikan peluang bisnis baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga dihadapi beberapa kendala, antara lain: kurangnya kekondusifan peserta dalam mengikuti ataupun mendengar proses pemberdayaan yang diberikan karena pada saat kegiatan pemberdayaan berlangsung, kegiatan posyandu juga ikut turut berlangsung sehingga beberapa peserta yang mengikuti terbagi fokusnya pada dua kegiatan yang berbeda.
Pada akhir kegiatan, Muhammad Irwan Tanjung selaku Kepala Desa Bakaran Batu Lubuk Pakam, mengatakan bahwa “kami bangga ada mahasiswa yang mau memberdayakan masyarakat di Desa kami, semoga kegiatan ini tidak berhenti disini saja, tetapi berkelanjutan”, ujarnya. Beliau juga mengatakan sangat senang bila ada mahasiswa yang berbagi ilmu pengetahuan yang didapat pada perkuliahan, ini membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya dibekali dengan teori saja, namun didorong untuk mempraktikkan teori yang didapat diperkuliahan.
Ibu Friska Indria Nora Harahap selaku dosen matakuliah analisis program pemberdayaan, mengatakan selamat dan sukses untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan masyarakat, kami bangga dengan tindakan dan semangat yang tinggi dari mahasiswa sekalian, semoga dengan kegiatan-kegiatan seperti ini, membuktikan bahwa pendidikan masyarakat mempunyai peran penting dalam membangun masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanaman pucuk merah menjadi teh herbal di Dusun V Desa Bakaran Batu dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.
Jurusan Pendidikan Masyarakat (Penmas) FIP Unimed menggelar kuliah umum yang bertema “Tantangan dan Peran Pendidikan Masyarakat di Era Society 5.0” yang dilaksanakan di Aula FIP Unimed, Senin 13 Maret 2023. Dengan mengundang narasumber Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd. (Dosen Penmas UPI Bandung) dengan moderator Fauzi Kurniawan, S.Psi., M.Psi. Acara ini dihadiri oleh dosen-dosen Penmas dan ratusan mahasiswa Penmas yang sangat antusias mengikuti kuliah umum ini.
Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Penmas Silvia Mariah Handayani, M.Pd., Ph.D. mengatakan peranan pendidikan masyarakat sangat penting dalam peningkatan SDM. Sebagai mahasiswa Penmas, harus melihat peluang kedepan dan bagaimana tantangan memasuki era society 5.0. Semoga nantinya kuliah umum ini dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru bagi mahasiswa pendidikan masyarakat.
Kuliah umum tersebut dibuka langsung oleh Dekan FIP Unimed Prof. Dr. Yusnadi, MS. la mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 membawa dampak signifikan terhadap kemajuan teknologi internet dan digitalisasi. Seiring berkembangnya zaman, kita memasuki era society 5.0 yang berpusat pada kebutuhan manusia itu sendiri. Sebuah konsep masyarakat yang dapat menyelesaikan segala tantangan dan permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang tercipta di era revolusi industri 4.0.
Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd. juga sependapat dengan Dekan FIP Unimed, ia menjelaskan bagaimana tantangan dan peran pendidikan masyarakat dalam era society 5.0. Peserta didik diharapkan dapat memiliki kecakapan hidup abad 21 yang dikenal dengan istilah 4C, yakni creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan.
Dalam pemaparan materi beliau juga mengatakan bahwa, di era society 5.0 ini persaingan dan ancaman terhadap manusia yaitu tergantikannya pekerjaan manusia oleh tenaga mesin. Tetapi hal itu dapat menjadi suatu alasan bagi manusia untuk bisa bersaing dengan baik di era tersebut dan harus membuktikan bahwa manusialah yang menjadi pemeran utama di muka bumi ini, dan sebagai mahasiswa-mahasiswi jurusan penmas diharapkan harus menyelesaikan tantangan di Era Society 5.0 untuk dapat mengembangkan kompetensi yang berpusat kepada masyarakat melalui teknologi dan siap menghadapi situasi di era VUCA dalam dunia Pendidikan.